Abuya As - Sayyid Muhammad Bin Alawy Al Maliky Al Hasany |
KH Ihya’ Ulumiddin
Pada
dini hari Jum’at, tanggal 15 Romadhon tahun 1425 hijriyyah yang lalu,
seorang ulama besar, guru kita dan panutan kaum muslimin wafat. Innaa
Lillah wa Innaa ilaihi roji’uun. Berkaitan dengan wafatnya seorang alim,
Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam bersabda:
مَوْتُ الْعَالِمِ مُصِيْـبَةٌ لاَ تُجْبَرُ وَثُلْـمَةٌ لاَ تُسَدُّ وَهُوَ نَجْمٌ طُمِسَ مَوْتُ
قَبِـيْلَةٍ أَيْسَرُ مِنْ مَوْتِ عَالِمٍ
“
Meninggalnya seorang alim adalah malapetaka yang tidak bisa dipulihkan
dan merupakan kecacatan yang tidak bisa ditambal. Meninggalnya seorang
alim tak ubahnya bintang yang pudar sinarnya. Meninggalnya satu kelompok
manusia jauh lebih ringan dibanding meninggalnya satu orang alim. “ (
HR Abu Dawud, Ibnu Hibban dan al Baihaqi dari sahabat Abu Darda’ ra. /
al Matjarur Rabih, al Hafizh ad – Dimyathi, hal – 17 )